Windhu Griyasti Suci, Muhammad Nizam, Agus Ramelan, Firman Asto Putro, Aida Nur Ramadhani
Penggunaan Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) mulai berkembang dengan pesat. Hal tersebut sejalan dengan target pemerintah yang disampaikan oleh iNews tahun 2023 dalam pengurangan CO2 dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Adanya Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai merupakan salah satu perhatian pemerintah terhadap kendaraan listrik [1] . Berdasarkan redaksi Bisnis Indonesia, data per 31 Maret 2023 kendaraan listrik roda dua mencapai 43.224 unit atau naik 63% dari tahun sebelumnya yaitu 16.060 per Maret 2022.
Kementerian telah melakukan terobosan dalam rangka mendukung berkembangnya kendaraan listrik di Indonesia antara lain melalui kebijakan berupa insentif kepada masyarakat. Selain itu PLN berkomitmen membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Akan tetapi usaha tersebut dihadapkan pada beberapa permasalahan antara lain fasilitas SPKLU untuk kendaraan roda dua yang ada saat ini bersumber pada jaringan listrik dari PLN. Hal ini menjadi permasalahan karena di Indonesia supply listrik dari PLN untuk SPKLU belum memadai. Permasalahan selanjutnya yaitu SPKLU untuk kendaraan roda dua masih sangat sedikit hal tersebut disebabkan banyaknya jenis KBLBB menggunakan baterai dan model charging seperti USB type-A, USB type-C, konektor lightning, micro USB, dsb. Saat ini SPKLU roda dua yang tersedia hanya dapat digunakan pada satu jenis KBLBB tertentu saja, hal ini sangat menghambat serapan KBLBB. Selain itu permasalahan sistem pembayaran dan waktu pengisian KBLBB roda dua yang lama mencapai waktu 3-4 jam untuk mencapai full baterai sangatlah kurang efektif.
Berdasarkan permasalahan tersebut pada inovasi ini akan dikembangkan kreasi reka Smart Charging Station dengan energi secara hybrid yaitu berasal dari Listrik PLN dan Solar panel. Penggunaan solar panel pada smart charging station ini mengurangi bahkan meminimalisir ketergantungan pada jaringan listrik PLN. Selain itu adanya baterai Lithium Ion sebagai penampung energi matahari menjadi nilai lebih karena dapat mengurangi konsumsi listrik PLN. Kelebihan lain penggunaan Baterai Lithium Ion adalah umur pakai (life time) yang lebih lama dibandingkan baterai Lead Acid [2]. Biaya pemeliharaan (maintenance) Baterai Lithium ion juga rendah [3]. Inovasi Kreasi reka ini juga telah diintegrasikan dengan Internet of Things (IoT) sehingga memudahkan pada kontrol jenis baterai dan konektor yang digunakan oleh KBLBB serta sistem pembayarannya mudah menggunakan aplikasi berbasis android.
Berdasarkan masalah diatas Inovasi yang diusulkan pada program Matching Fund Kedaireka 2023 adalah sistem pengisian pintar untuk kendaraan listrik roda dua yang dapat mendeteksi dan mengisi baterai dengan jenis yang berbeda-beda dengan kemampuan fast charging (Universal Charging Station For Electric Motor Cycle) dan sumber energi listrik dari cahaya matahari yang dibackup dengan jaringan PLN. Cara kerja dari Inovasi yang diusulkan yaitu smart charging station dengan memanfaatkan energi surya sebagai energi utama dimana energinya disimpan sementara pada baterai Lithium Ion sebagai baterai bank. Sistem energi surya sistem terhubung dengan jaringan PLN yang terkontrol oleh power supply. Sehingga ketika energi yang dihasilkan oleh panel surya tidak mencukupi kebutuhan charging maka pada baterai bank akan mengirimkan sinyal pada power supply sehingga PLN akan masuk untuk membantu proses charging.