Litium Nikel Mangan Kobalt Oksida (NMC) dan Litium Besi Fosfat (LFP) sebagai Material Katoda Baterai Li-Ion Buatan Indonesia

Latar Belakang

Peningkatan kebutuhan baterai Li-ion dan maraknya elektrifikasi transportasi berbasis listrik tidak diimbangi kesiapan industri baterai manufaktur di Indonesia. Kebutuhan baterai Li-ion tersebut masih dipenuhi melalui impor. Padahal, Indonesia memiliki potensi kuat dengan adanya sumber daya nikel dan besi untuk dikonversi menjadi katoda baterai Li-ion. Material katoda tersebut dapat menjadi komoditas baru yang potensial, sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu negara terkuat karena mampu mengoptimalkan sumber daya alam yang ada. Oleh karena itu, ketergantungan terhadap impor material katoda dan baterai Li-ion harus segera diatasi agar sumber daya alam nikel dan besi tidak diekspor secara mentah atau dikuasai oleh perusahaan asing.

Produk sebagai Solusi Permasalahan

Ketergantungan terhadap impor baterai Li-ion tersebut dapat diatasi dengan menggunakan produk material katoda dari PT Polimikro Berdikari Nusantara (PBN). PBN memiliki teknologi produksi untuk mengolah sumber mineral yang ada di Indonesia, seperti nikel, mangan, kobalt, dan besi menjadi material katoda. Metode ini merupakan hasil riset yang telah dilakukan sejak tahun 2012 dibawah Universitas Sebelas Maret dan sudah dipatenkan untuk melindungi kekayaan intelektual. Serangkaian uji coba dan optimasi telah dilakukan untuk menghasilkan karakteristik dan stabilitas produk yang mampu bersaing dengan produk impor. Metode produksi PBN memanfaatkan bahan kimia pendukung organik sehingga menghasilkan limbah ramah lingkungan. Adanya kebutuhan yang selalu meningkat, sumber daya alam melimpah, dan teknologi yang mature, PBN dapat memanfaatkan peluang ini sebagai pioneer produsen material katoda pertama di Indonesia.

Keunggulan Produk dan Fungsi

Saat ini, PBN memproduksi dua jenis material katoda yaitu Litium Nikel Mangan Kobalt Oksida (NMC) dan Litium Besi Fosfat (LFP). Proses sintesis NMC sudah dipatenkan dengan nomor paten IDS000004256 yang berjudul “Proses Pembuatan Material Katoda Litium Nikel Kobalt Mangan Oksida (NCM)”. PBN juga telah mendaftarkan paten tentang proses sintesis NMC yang secara langsung menggunakan bahan mixed hydroxide precipitate (MHP) dengan nomor permohonan S00202109197. Penggunaan bahan ini mampu memotong rantai proses sintesis NMC yang sebelumnya berasal dari nikel sulfat menjadi MHP yang berasal dari tambang. Selain itu, penggunaan MHP mampu mengurangi biaya produksi dan mengurangi harga material katoda sehingga menurunkan harga baterai Li-ion. Produk material NMC PBN memiliki beberapa turunan seperti NMC111, NMC532, NMC622, dan NMC811 yang dapat dipilih sesuai kebutuhan pengguna. Kedua produk ini telah dilengkapi Certificate of Analysis (CoA) yang berisi spesifikasi lengkap produk dan Material Safety Data Sheet (MSDS). Selain itu, produk NMC dan LFP ini sudah memiliki sertifikat TKDN dengan nilai masing-masing sebesar 26,07% dan 35,84% dan memiliki hak merek “Polimine”. Adanya kelengkapan dokumen dan spesifikasi produk yang sesuai pasar dapat dimanfaatkan calon pengguna untuk beralih ke produk material katoda dalam negeri.

Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk NMC dan LFP dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Aplikasi Produk Inovasi

Material katoda PBN sudah dapat digunakan untuk produsen baterai Lithium-Ion, dalam hal ini PT Batex Energi Mandiri, maupun penelitian material, dalam hal ini PT Lectro Energi Semesta. Saat ini, PBN juga melakukan penelitian lebih lanjut terkait katoda LFP untuk pemenuhan kebutuhan PT International Chemical Industry (Intercallin – ABC Battery).

Kekayaan Intelektual Produk Inovasi

Kekayaan Intelektual (KI) dan status permohonan KI untuk memproduksi material katoda baterai Li-ion dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Inventor

Tiga inventor utama produk material katoda PBN yaitu Prof. Dr. Agus Purwanto, S.T., M.T., Muhammad Nur Ikhsanudin, S.T., M.T., dan Shofirul Sholikhatun Nisa, S.T., M.T. Prof. Dr. Agus Purwanto merupakan dosen Teknik Kimia Universitas Sebelas Maret (UNS), sedangkan Muhammad Nur Ikhsanudin, M.T. dan Shofirul Sholikhatun Nisa, M.T. merupakan alumni Magister Teknik Kimia UNS. Ketiga inventor tersebut memiliki bidang keahlian material science dan baterai Li-ion yang dibuktikan dengan beberapa publikasi artikel ilmiah dan paten. Hingga saat ini, Prof. Dr. Agus Purwanto memiliki >250 artikel ilmiah dengan jumlah kutipan 3230, indeks-h 27, dan indeks-i10 71. Muhammad Nur Ikhsanudin, M.T. memiliki 18 artikel ilmiah dengan jumlah kutipan 19, indeks-h 2, dan indeks-i10 1. Shofirul Sholikhatun Nisa, M.T. memiliki 23 artikel ilmiah dengan jumlah kutipan 43, indeks-h 3, dan indeks-i10 1.

Kerja Sama

Saat ini, PBN sedang pada tahap validasi pasar, yaitu nemawarkan hasil penelitian yang sudah mencapai TKT 7 untuk masuk ke produksi masal. Pada proses validasi ini, PBN diinkubasi oleh Pertamina New Venture dan Direktorat Hilirisasi dan Inovasi (DIH) melalui skema SEMESTA New Renewable Energy (NRE). Selain itu, PBN juga telah menandatangani MoU dengan PT Batex Energi Mandiri terkait dengan pemasaran dan pengembangan produk.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *